23 June, 2006

Jazz untuk Jogja (Part 1: The Event)

Tadi malam saya memanjakan diri dengan menyimak penampilan musisi jazz Indonesia di Graha Bakti Budaya TIM di event Jazz Untuk Jogja. Saya S-E-N-A-N-G sekali!!! Selain bahwa karena saya bisa bertemu teman yang sudah lamaaaaaa sekali gak ketemu (namanya Maya, dia bahkan berbaik hati bersedia saya titipkan beli tiket…thanks May!), bisa dapat gosip-gosip kecil…hehehe…daaaan…saya bisa menonton beberapa penampilan BAGUS dari musisi Indonesia dari usia ABG sampai Opa-opa.

Tujuan utama saya datang ke event ini adalah pengen nonton penampilan Nial Djuliarso, anak Indonesia yang berhasil masuk Julliard (bukan sekedar masuk pintu gerbang terus keluar lagi lho…hehehe). Tapi karena acara mulai telat 45 menit (khas ‘kita’ banget ya), saya berusaha realistis untuk tidak menunggu sampai acara selesai. Setelah bernegosiasi dengan diri sendiri, saya memutuskan untuk menonton sampai jam 22.30. Apabila sampai saat itu Nial tidak muncul juga, selesai-tidak selesai kumpulkan!!! Sedih sih…tapi ya itulah…saya masih punya tanggung jawab yang lain. Alhamdulillah…Tuhan mengerti niat mulia saya datang ke acara ini. Dengan sedemikian rupa, Nial muncul pada jam 22.15, dan selesai jam 22.25!!! PAS BANGET!!! Untunglah, saya tetap bisa nonton dia. Keren!!!

Dari mulai saya datang ke GBB sampai saya pulang, saya sukses nonton beberapa performer, baik ketika masih di pelataran depan GBB sampai di panggungnya. Masing-masing memberi kesan buat saya (I’m not an expert in music, but I trust my personal judgement…so, if other people don’t agree with mine, what the heck!!! Hihihi….). Lihat di bawah yaaa (in appearance order):

  1. Di pelataran GBB ada 3 orang main gitar (2 orang) dan 1 perkusi. Saya nggak ngeh apa nama mereka. Ngakunya baru terbentuk 1 bulan. Tapi sumpah!!! Mereka main baguuuuuus banget. Warna musiknya seperti Acoustic Alchemy, salah satu grup jazz kesukaan saya. Pertama-tama sih mainnya masih flat, datar. Tapi abis ituuu…tempo permainan (hmm…kok jadi kayak bola ya???!) jadi makin cepat. Dan saya paling senang melihat permainan lead guitarnya. Jarinya lentur banget…kayak gak ada tulangnya keren deh pokoknya!!!
  2. Masih di pelataran GBB: 1 anak perempuan umur 14 tahun main keyboard sambil nyanyi…gaya-gaya Norah Jones gitu…well, belum terlalu membuat saya ternganga-nganga sih... Tapi fakta bahwa dia bisa bermain piano sambil nyanyi aja sudah membuat saya kagum. Yah…berhubung cuma les piano 1 tahun, saya cuma bisa mengandalkan kemampuan pita suara saya saja…tapi bukan permainan piano saya, yang akhir-akhir ini semakin ‘mengeja not balok’
  3. Ok….kita masuk di auditorium, duduk dib aris ketiga dari depan. Acara dibuka oleh pembacaan puisi karya Taufik Ismail oleh Jose Rizal Manua. Yaaaah…yang namanya puisi Taufik Ismail mana ada sih yang gak bagus…???
  4. Penampilan kedua adalah Yeppy Romero dan gitarnya. Model latin-latin gitu, dengan iringan musik minus one. Hampir sama seperti cerita saya di nomor 1, saya berdecak kagum pada kemampuannya bermain gitar…itu tangan kenapa bisa lentur kayak gitu ya…?
  5. Ok…selanjutnya ada duo piano. Yang main namanya Shinta dan Febby. Sekali lagi…fakta mereka bisa bermain piano dengan repertoire sesulit itu saja sudah membuat saya menyesali lahir batin kenapa dulu saya tidak tekun berlatih piano. Komposisi yang mereka bawakan agak unik, klasik nggak, jazz banget juga nggak. Malah saya sempat komentar ke Maya, “Kok jadi berasa denger soundtrack film horror ya?”
  6. Next Song!!! Ada 3 In 1. Naaah…ini jazz banget! Mainstream-mainstream gitu deh… Bagus sih…tapi menjelang pertengahan sampai akhir penampilan, saya malah jadi melamun kemana-mana karena gak bisa dapet soulnya (kalo kata anak band). This kind of jazz is not my league. Terlalu rumit dan ketinggian! Hehehe…saya belum punya kemampuan yang cukup untuk bisa mengapresiasi jenis musiknya. Tapi tetep….kereeen…
  7. Ada Wisaksono dan Derry setelah itu. Biasa…gak tahan untuk tidak berpikir iseng. Saya berpikir: namanya 2 kok orangnya 4 ya? (see? Gak penting kan interupsi saya? Hehehe). Di penampilan ini saya menikmati banget karena bisa tune in sama beatnya. Enak deh…kayak nonton Mezzoforte!
  8. Aziz Trio: dengan Indra Aziz (ya iyalaaah) sebagai lead vocal. Saya juga suka dengan penampilan ini. Soft, lounge style music…yang saya bayangkan akan enak sekali untuk didengarkan sambil ngupi-ngupi sama teman-teman. Caranya bernyanyi santai, permainan saksofonnya indah (karena saya gak bisa main…hehehe), pokoknya indah deh!
  9. Penampilan Selanjutnya…Chlorophyl. Jadi inget jaman-jaman Modulus dan Halmahera masih berjaya. Yang nyanyi gayanya asik. Yang main bass keren (anteng, gak banyak gaya), cukup rapihlah...
  10. Next: Indro Hardjodikoro Trio, Feat. Riza Arshad – Phew…! Orang-orang ini makan apa sih? Kok bisa main musik sekeren itu??? Indro dengan gayanya yang sudah saya suka sejak masih kecil (gak berubah…sedikit menunduk, anteng…), yang main gitar dengan CABIKAN (Halah!!! Cabikan…) gitarnya bikin saya bertanya dalam hati: kalau dia disuruh ngulang bisa gak ya???hehehe…abis ruwet banget melodinya… Pertanyaan yang sama juga terlintas waktu drummernya solo. Haduh!!! Tiada kata deh… bagus bangeeet!
  11. Ada Mahagenta. Grup ini kaya banget alat musiknya. Banyak, berasal dari macam-macam pelosok (dari mulai ordinary gendang, gong Jawa, sampai alat musik dari Cina dan Aborigin). Penyanyinya 3 orang…suaranya kalo didenger sendiri-sendiri sih biasa, tapi kalo disatuin, harmonis banget! Warna musik world fusion ini membuat saya kangen untuk menonton Cozy Street Corner. Woi!!! Apa kabar Adoy, Chris, Boby???
  12. Mulai capek nulis nih…bentar ya…
  13. Ok…mulai lagi…setelah itu ada Rio Moreno Latin Combo. Kata Maya, Rio Morenonya kayak ustad Uje…hahaha…gak kepikiran tuh saya. Bagaimana kesan saya terhadap penampilan kali ini? Terus terang saya sedang gak konsen, karena mulai resah kapan Nial muncul…maaf ya...
  14. Tak disangka, tak dinyana….Ladies and Gentlemen…Sambutlah….! NIAL DJULIARSO!!! Awalnya saya gak ngeh waktu melihat dia melintas dari sisi kanan panggung (dari tempat saya duduk) menuju piano di sebelah kiri. Saya kira…oh, ok, another performer…Tapi begitu diperhatiin kok mukanya familiar ya? Begitu ngeh…langsung saya tepuk tangan! Bodo deh kedengeran sama yang lain :D. Nial tidak tampil sendiri. Berkolaborasi dengan Oele Pattiselanno, mereka membawakan 1 komposisi. Saya senang sekali bisa melihat permainan piano dia secara live. Lucu!!! Instead of duduk dengan tenang dan main piano dengan teratur, Nial selalu mengubah-ubah posisi duduknya. Kayak orang gak betah gitu…lucu deh…seluruh badannya seperti ikut bermain. Gak kaku jaim khas pianis klasik gitu…Komunikasi yang dijalin dengan Oom Oele (hahaha…SKSD banget ya, manggilnya Oom) juga bagus…masing-masing tampil cantik tanpa melibas eksistensi yang lain. Hasilnya? SUPERB!!!
  15. Misi mulia sudah dijalankan, jam menunjukkan 22.25, saya memutuskan untuk pulang. Walaupun geregetan juga, karena pas mau berdiri dari kursi penonton, Benny Likumahua melintas di atas panggung untuk siap-siap main. Hicks….gak bisa nonton dia…:((

    Masih banyak yang melintas di kepala. Nanti sambung lagi ya… :))

No comments: