... Because of our selfishness, we will be condemned to the worst torture humankind ever invented for itself:
loneliness.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
28 September, 2008
24 September, 2008
Quotes from Brida (by Paulo Coelho)
Setelah bolak balik ngeliat di toko buku...setelah beberapa kali bimbang...akhirnya kemarin gue membelinya. Brida - the Novel by Paulo Coelho.
As I read the back cover, I was strucked by this paragraph:
As I read the back cover, I was strucked by this paragraph:
"But how will I know who my Soulmate is?"
"By taking risks," Wicca said to Brida.
"By risking failure, disappointment, disillusion, but never ceasing in your search of love. As long as you keep looking, you will triumph in the end"
Phew....that is so bloody true!!!
- Failure - checked
- Disappointment - checked
- Disillusion - checked
- Keep looking - triple checked
- Triumph in the end - in progress.............?????
hahahahahahahaha.....Paulo, Paulo...bisa aja... :))
06 August, 2008
My Stupid Idealism...
Secara fatalistik, hari ini gue memutuskan untuk menarik dukungan gue terhadap seorang calon pemimpin. Semua hanya karena informasi yang gue dapat dari sebuah sumber bacaan tepercaya mengenai dia, yang menunjukkan bahwa dia tidak membawa sebuah perubahan. Dia mungkin 'percaya akan perubahan', tapi dia kemungkinan besar tidak akan membuatnya.
Hal-hal fatalistik, all or nothing seperti ini gue sadari cukup sering gue yakini dan gue lakukan. Teman-teman terdekat gue sudah sadar, bahwa adalah suatu hal yang sia-sia untuk mengajak gue duduk-duduk sambil minum kopi di sebuah merek kedai kopi yang ada dimana-mana itu...; atau untuk membuat gue subscribe ke sebuah operator telekomunikasi yang banting harga (mudah2an bukan harga diri) nya gila-gilaan. Mereka juga mengerti ketika gue pernah nolak kerjaan bagus di sebuah perusahaan manufacturing yang memproduksi racun nikotin. Gue akan dengan santai bilang: "I don't consume them...I'm boycotting their products..." Semua karena sebuah informasi atau fakta yang membuat gue dengan yakin bisa bilang 'nggak' ke mereka..apapun itu. Hmm...kenapa sih? Apa sih yang membuat gue punya sikap seperti itu? If you claim that you're my friend, then you should have already known the reasons... :))
Untuk sikap gue di atas, gue pernah diketawain sejadi-jadinya oleh beberapa orang. Ada yang bilang: "Eh, gak ngaruh kalo mereka kehilangan konsumen satu kayak lo doang. Masih banyak jutaan lain yang akan beli produk mereka".. atau yang ini: "Emang lo kira dengan begitu lo bisa mengubah keadaan?".. atau yang lebih menohok lagi: "Lo gila ya, coba lo bayangin kalo semua orang kayak lo..lo udah bikin ribuan orang jadi pengangguran..lo egois!" ...yah, mungkin gak verbatim begitu kata mereka, tapi kira-kira begitulah.. yang lucu ini: "Ih...lo tuh mikirnya lama, bikin keputusan lama, jadinya begini deh...aneh2" Ada juga yang menyetujui pola pikir gue: "Iya sih...tapi gimana donk, gue sih nyari yang murah".
Hmmm...mereka gak salah..mereka semua punya kebenaran masing-masing.
Benar bahwa gue gak akan bisa mengubah keadaan menjadi lebih baik. Apa sih artinya kehilangan 1 konsumen? Mereka gak akan rugi... tapiiii...gue belajar dari orang-orang berikut:
Hal-hal fatalistik, all or nothing seperti ini gue sadari cukup sering gue yakini dan gue lakukan. Teman-teman terdekat gue sudah sadar, bahwa adalah suatu hal yang sia-sia untuk mengajak gue duduk-duduk sambil minum kopi di sebuah merek kedai kopi yang ada dimana-mana itu...; atau untuk membuat gue subscribe ke sebuah operator telekomunikasi yang banting harga (mudah2an bukan harga diri) nya gila-gilaan. Mereka juga mengerti ketika gue pernah nolak kerjaan bagus di sebuah perusahaan manufacturing yang memproduksi racun nikotin. Gue akan dengan santai bilang: "I don't consume them...I'm boycotting their products..." Semua karena sebuah informasi atau fakta yang membuat gue dengan yakin bisa bilang 'nggak' ke mereka..apapun itu. Hmm...kenapa sih? Apa sih yang membuat gue punya sikap seperti itu? If you claim that you're my friend, then you should have already known the reasons... :))
Untuk sikap gue di atas, gue pernah diketawain sejadi-jadinya oleh beberapa orang. Ada yang bilang: "Eh, gak ngaruh kalo mereka kehilangan konsumen satu kayak lo doang. Masih banyak jutaan lain yang akan beli produk mereka".. atau yang ini: "Emang lo kira dengan begitu lo bisa mengubah keadaan?".. atau yang lebih menohok lagi: "Lo gila ya, coba lo bayangin kalo semua orang kayak lo..lo udah bikin ribuan orang jadi pengangguran..lo egois!" ...yah, mungkin gak verbatim begitu kata mereka, tapi kira-kira begitulah.. yang lucu ini: "Ih...lo tuh mikirnya lama, bikin keputusan lama, jadinya begini deh...aneh2" Ada juga yang menyetujui pola pikir gue: "Iya sih...tapi gimana donk, gue sih nyari yang murah".
Hmmm...mereka gak salah..mereka semua punya kebenaran masing-masing.
Benar bahwa gue gak akan bisa mengubah keadaan menjadi lebih baik. Apa sih artinya kehilangan 1 konsumen? Mereka gak akan rugi... tapiiii...gue belajar dari orang-orang berikut:
- Rasulullah SAW: Lewat Haditsnya, gue belajar bahwa kalo lo mau buat perubahan, lo gak harus langsung bikin yang langsung dampaknya. Kalo lo gak bisa ubah keadaan saat itu, minimal lo harus niatkan...itu interpretasi gue. Sori, gue lupa detail kata-kata Haditsnya..takut salah.
- Gandhi: Ketika dia melancarkan protes, dia gak melakukannya dengan anarki...dia melakukannya dengan tenang, diam. (Cool, right?!!)
- Aa Gym dan Michael Jackson (lho, ngapain orang yang terakhir ini di sini???) Ingat lagunya "Man in The Mirror"? Naaah...itu sebabnya Michael Jackson ada di tulisan ini :)). Mirip dengan nomor 1, operasionalnya adalah sebagai berikut kira-kira: Kalau lo mau mengubah sesuatu, lo mulai dari yang simpel, dan terapkan sama diri sendiri, gak usah ajak-ajak orang lain. Gue gak ngajak-ngajak orang untuk bersikap sama dengan gue. Emang, kalo ditanya kenapa, gue akan bilang alasannya. Tapi gue gak ngelarang mereka untuk tetap mengkonsumsinya.. Gue tetap respek terhadap para konsumen produk-produk itu (yah...masalah respek nggak nya gue sama orang akan beda lagi ceritanya).
Jadi, yang gue lakukan adalah bentuk protes gue terhadap pihak-pihak di atas. I don't make open war with them...since i'm not seeking for win-lose situation. Gue cuma yakin pada idealisme gue. Dan kebetulan idealisme gue emang suka aneh2. Tapi, apa artinya jadi orang merdeka kalo kita gak bisa punya idealisme sendiri? Selama gak melanggar agama gue dan gak ngerugiin orang lain, tentunya...
Hihihi...jadi ingat kata2 seorang teman yang ikut menyetujui sikap gue ini: "idealisme itu individual sifatnya. Jadi tidak seharusnya konformis...hahaha...idealisme kok konformis"
20 February, 2008
Uncle Ben was Right
It was like a gift!
I was so excited!
I got what I wanted!
I could not wait the moment that I really got it!
Yeay!!! Hurray!!! Yippiiiii!!!
----------AND the euforia is over----------
I am doing tons and tons of things...
I nearly never got a chance to write on my own blog!
I rarely met my friends and family...most of the time I ended up disappointing them...many cancellations I have made since then :(
My brain is working on those strategics, even when I sleep (hahaha...very much exaggerating...)
Well, I get what I want: something to push me to the limit.
As a matter of fact, I think Uncle Ben was right when he said, "With great power there must also always be great responsibility" (taken from Spider-Man, 2002)
*contemplation in the middle of a cold, gloomy, rainy night* - pkp080220
I was so excited!
I got what I wanted!
I could not wait the moment that I really got it!
Yeay!!! Hurray!!! Yippiiiii!!!
----------AND the euforia is over----------
I am doing tons and tons of things...
I nearly never got a chance to write on my own blog!
I rarely met my friends and family...most of the time I ended up disappointing them...many cancellations I have made since then :(
My brain is working on those strategics, even when I sleep (hahaha...very much exaggerating...)
Well, I get what I want: something to push me to the limit.
As a matter of fact, I think Uncle Ben was right when he said, "With great power there must also always be great responsibility" (taken from Spider-Man, 2002)
*contemplation in the middle of a cold, gloomy, rainy night* - pkp080220
19 October, 2007
19 January, 2007
12 - 14 Januari 2007
Minggu lalu, gue melewatkan akhir pekan yang menurut pendapat gue adalah salah satu akhir pekan terbaik. Dimulai dari sebuah sms sekitar 1 bulan yang lalu, yang berisi niat Ann untuk 'kabur' dari Jakarta tepat saat ulang tahunnya. Sms itu gue bales dengan: "Mau kemana lo? IKuuuuut!"...long story short, kami memutuskan untuk pergi ke tempat yang dekat...Sentul...hehehhe
Niat cuti tanggal 12 agak terkompromisasi (adakah kata ini di kamus bahasa Indonesia??) karena gue harus meeting dulu dengan bos pagi hari itu.. Dengan sedikit 'ancaman' harus on time, setelah meeting sekitar jam setengah 11 gue 'kabur' ke rumah Ann. Sampe sana...bahkan Ann belum selesai packing. Ok dehh...leyeh-leyeh tanpa arah sambil menunggu dia selesai packing :) . Sekitar jam 12, setelah ini-itu, kami berangkat.
Dan sebuah perjalanan menyenangkan pun dimulai...
Tepat pukul 13.00 kami sampai di Desa Gumati - Sentul (DM). Berbekal informasi dari Mbak Dith, sang marketing, gue dan Ann sampai dengan selamat. Untuk dicatat: Dalam perjalanan ke DM ada sebuah villa yang keren banget kayak di film! pengen foto, tapi gagal :))
Setelah check in, kami memulai kesenangan perjalanan tanpa itinerary yang jelas ini dengan makan siang di Rindu Alam (Menurut pendapat gue, hanya orang gak punya selera yang ogah makan di Rindu Alam. Sejak kecil, jaman jalan ke Bandung cuma enak lewat Puncak, gue selalu berdoa sepenuh hati supaya nyokap bokap tergerak hatinya untuk singgah di tempat ini). Berhubung hari panas, dengan PDnya gak bawa jaket. Kami lupa bahwa di atas gunung itu anginnya gede :D akhirnya...akibat kedinginan, kami makan dengan semangat. Menu sate ayam (10 tusuk), 2 sop kambing dan 1 potong babat goreng nyaris habis tak bersisa. Bahkan...nasi putih yang TADINYA kita bilang kebanyakan pun habis...hahahaha :))
Oh iya...ketika naro barang di kamar hotel, kami sempat mereview menu DM. Kenapa info ini perlu disampaikan? Karena ada relevansinya dengan niat kami makan pisang bakar dan pisang goreng sambil duduk-duduk di saung DM yang terletak di pinggir danaunya. Niat ini kami cetuskan saat....beranjak dari Rindu Alam. Bahkan baru saat Ann memundurkan mobilnya dari parkiran. Hahahahahaha... sumpah! rusak semua hasil pijet refleksi, diet dan work out gue!!! :))
Karena udah sore, dan terbirit-birit mengejar shalat Ashar (maklum, gaya pengen shalat di mesjid Puncak tapi karena kekenyangan lupa), rencana hang out di saung gak jadi. Tapi bukan berarti makan pisang bakar dan gorengnya batal :p . Ini tetap dilakukan, sambil memandori (well, gak separah itu sih...kita cuma ngeliatin doang) mas-mas housekeeping mengganti seprai dan nonton Panji di Trans7. Gak lama, Ann tidur...nyenyak banget. Gue bengong...akhirnya sms-sms orang-orang...bahkan bikin pengakuan dosa tentang banyaknya intake gue hari ini via sms ke Zul, pelatih work out gue di gym. bego ya...hahahha.. Sambil nonton sinetron SOK agamis yang aneh banget, gue berniat gak makan malam. Ternyata... begitu Ann bangun, kita langsung mendiskusikan mau makan malam apa. Dan itu sudah jam 9 malam :)) kita turun ke restoran DM, dan makan malam deh...menu: bakso tahu kuah dan nasi goreng (demi nama baik para pihak, gak usah disebut siapa memesan apa. hehehe)
13 januari... Sarapan di DM, lalu ke Bogor buat jalan-jalan sambil menunggu waktu menjemput Din. Sudah diatur sedemikian rupa supaya makan siang menunggu kedatangan Din. Jadi, gerakan ganjal mengganjal dilakukan di Yoghurt Cisangkuy. Cukup mantap...batagor dan yoghurt grape dan strawberry (yang grape warnanya bikin jiper. Setara ama wantex bo'!). Setelah Din datang, langsung cari tempat makan. Gue harus mengakui bahwa kemampuan spasial Ann bagus. Dia mampu afal jalan-jalan kecil di Bogor. Kami makan di Taman Palem. Lagi-lagi menggila pesennya...dan abis :)) .
Ok...gue inget banget bahwa makan siang itu terjadi jam 3 - setengah 4. Tapi yang kami lakukan adalah segera balik ke DM untuk siap-siap makan malam di Cafe de daunan yang udah gue reserve jam 8 malam. Dan sebagai 'bibi tepat waktu', gue yang paling ribet dan cerewet supaya jangan sampe kita telat. hehehe...
Makan di de daunan pun herannya kami (KAMI??? Lo doang kali Tiek!!!) makan banyak. makan steak kalo gak salah...suasananya enak banget. adem, remang-remang, ada lagu-lagunya (kadang-kadang terdengar ancur sih), dan ada hiburan tambahan: kucing lari2 di atas pralonnya...hahahahahhaha. Sayang, steaknya keras...gak sesuai harapan. Mungkin itu sebabnya gue membunuh kekecewaan dengan pesen poffertjes dan fruit salad :))
14 januari...sarapan di saung dengan roti bakar. Minimalis sih...tapi karena rileks jadinya seneng aja. Saat itu Ann mentasbihkan gue sebagai orang yang 'not a morning person' . Alasan dia, muka gue jelek dan cranky banget kalo pagi :)). Sekitar jam 10 Ki, mas Dn dan Rad dateng!!! Rad itu lucuuuuu banget. Mukanya badung tapi gemesin. Rad dan mas Dn berenang sementara Ki ikutan leyeh2 di kamar.
Tante dan oom Au dan Aud datang menyusul..makan lagi...hihihi makan siang di DM dengan angin yang dahsyat banget...abis dari situ kami check out, dan lanjut ke Macaroni Panggang (MP ...hmm...jangan2 ini gue yang punya, karena inisialnya sama. hehehe). Di sana selain beli take out kita makan lagi donk. Gak mungkin nggak... :)) abis itu kita beli pisang dan...pulang :((
Relaksasi gila-gilaan yang gue lakukan akhir pekan itu, bersama sebagian sahabat terbaik gue, yang bikin gue seneeeeng banget. Dan sekarang gue kangen banget untuk mengulangnya. Jadi keinget jaman kuliah, saat kami masih melakukan banyak kesenangan tanpa beban (kecuali saat deadline tugas dan masa ujian).
Hhh.... Andaikan saja adulthood tidak mensyaratkan (antara lain) kemampuan menunda keinginan dan kemampuan menentukan prioritas, mungkin gue akan berlama-lama di sana :))
ARMANI, I looooooooooooooove you girls!!! Thanks for being my 'backbone' and the most reliable devil's advocate!!! :)
Niat cuti tanggal 12 agak terkompromisasi (adakah kata ini di kamus bahasa Indonesia??) karena gue harus meeting dulu dengan bos pagi hari itu.. Dengan sedikit 'ancaman' harus on time, setelah meeting sekitar jam setengah 11 gue 'kabur' ke rumah Ann. Sampe sana...bahkan Ann belum selesai packing. Ok dehh...leyeh-leyeh tanpa arah sambil menunggu dia selesai packing :) . Sekitar jam 12, setelah ini-itu, kami berangkat.
Dan sebuah perjalanan menyenangkan pun dimulai...
Tepat pukul 13.00 kami sampai di Desa Gumati - Sentul (DM). Berbekal informasi dari Mbak Dith, sang marketing, gue dan Ann sampai dengan selamat. Untuk dicatat: Dalam perjalanan ke DM ada sebuah villa yang keren banget kayak di film! pengen foto, tapi gagal :))
Setelah check in, kami memulai kesenangan perjalanan tanpa itinerary yang jelas ini dengan makan siang di Rindu Alam (Menurut pendapat gue, hanya orang gak punya selera yang ogah makan di Rindu Alam. Sejak kecil, jaman jalan ke Bandung cuma enak lewat Puncak, gue selalu berdoa sepenuh hati supaya nyokap bokap tergerak hatinya untuk singgah di tempat ini). Berhubung hari panas, dengan PDnya gak bawa jaket. Kami lupa bahwa di atas gunung itu anginnya gede :D akhirnya...akibat kedinginan, kami makan dengan semangat. Menu sate ayam (10 tusuk), 2 sop kambing dan 1 potong babat goreng nyaris habis tak bersisa. Bahkan...nasi putih yang TADINYA kita bilang kebanyakan pun habis...hahahaha :))
Oh iya...ketika naro barang di kamar hotel, kami sempat mereview menu DM. Kenapa info ini perlu disampaikan? Karena ada relevansinya dengan niat kami makan pisang bakar dan pisang goreng sambil duduk-duduk di saung DM yang terletak di pinggir danaunya. Niat ini kami cetuskan saat....beranjak dari Rindu Alam. Bahkan baru saat Ann memundurkan mobilnya dari parkiran. Hahahahahaha... sumpah! rusak semua hasil pijet refleksi, diet dan work out gue!!! :))
Karena udah sore, dan terbirit-birit mengejar shalat Ashar (maklum, gaya pengen shalat di mesjid Puncak tapi karena kekenyangan lupa), rencana hang out di saung gak jadi. Tapi bukan berarti makan pisang bakar dan gorengnya batal :p . Ini tetap dilakukan, sambil memandori (well, gak separah itu sih...kita cuma ngeliatin doang) mas-mas housekeeping mengganti seprai dan nonton Panji di Trans7. Gak lama, Ann tidur...nyenyak banget. Gue bengong...akhirnya sms-sms orang-orang...bahkan bikin pengakuan dosa tentang banyaknya intake gue hari ini via sms ke Zul, pelatih work out gue di gym. bego ya...hahahha.. Sambil nonton sinetron SOK agamis yang aneh banget, gue berniat gak makan malam. Ternyata... begitu Ann bangun, kita langsung mendiskusikan mau makan malam apa. Dan itu sudah jam 9 malam :)) kita turun ke restoran DM, dan makan malam deh...menu: bakso tahu kuah dan nasi goreng (demi nama baik para pihak, gak usah disebut siapa memesan apa. hehehe)
13 januari... Sarapan di DM, lalu ke Bogor buat jalan-jalan sambil menunggu waktu menjemput Din. Sudah diatur sedemikian rupa supaya makan siang menunggu kedatangan Din. Jadi, gerakan ganjal mengganjal dilakukan di Yoghurt Cisangkuy. Cukup mantap...batagor dan yoghurt grape dan strawberry (yang grape warnanya bikin jiper. Setara ama wantex bo'!). Setelah Din datang, langsung cari tempat makan. Gue harus mengakui bahwa kemampuan spasial Ann bagus. Dia mampu afal jalan-jalan kecil di Bogor. Kami makan di Taman Palem. Lagi-lagi menggila pesennya...dan abis :)) .
Ok...gue inget banget bahwa makan siang itu terjadi jam 3 - setengah 4. Tapi yang kami lakukan adalah segera balik ke DM untuk siap-siap makan malam di Cafe de daunan yang udah gue reserve jam 8 malam. Dan sebagai 'bibi tepat waktu', gue yang paling ribet dan cerewet supaya jangan sampe kita telat. hehehe...
Makan di de daunan pun herannya kami (KAMI??? Lo doang kali Tiek!!!) makan banyak. makan steak kalo gak salah...suasananya enak banget. adem, remang-remang, ada lagu-lagunya (kadang-kadang terdengar ancur sih), dan ada hiburan tambahan: kucing lari2 di atas pralonnya...hahahahahhaha. Sayang, steaknya keras...gak sesuai harapan. Mungkin itu sebabnya gue membunuh kekecewaan dengan pesen poffertjes dan fruit salad :))
14 januari...sarapan di saung dengan roti bakar. Minimalis sih...tapi karena rileks jadinya seneng aja. Saat itu Ann mentasbihkan gue sebagai orang yang 'not a morning person' . Alasan dia, muka gue jelek dan cranky banget kalo pagi :)). Sekitar jam 10 Ki, mas Dn dan Rad dateng!!! Rad itu lucuuuuu banget. Mukanya badung tapi gemesin. Rad dan mas Dn berenang sementara Ki ikutan leyeh2 di kamar.
Tante dan oom Au dan Aud datang menyusul..makan lagi...hihihi makan siang di DM dengan angin yang dahsyat banget...abis dari situ kami check out, dan lanjut ke Macaroni Panggang (MP ...hmm...jangan2 ini gue yang punya, karena inisialnya sama. hehehe). Di sana selain beli take out kita makan lagi donk. Gak mungkin nggak... :)) abis itu kita beli pisang dan...pulang :((
Relaksasi gila-gilaan yang gue lakukan akhir pekan itu, bersama sebagian sahabat terbaik gue, yang bikin gue seneeeeng banget. Dan sekarang gue kangen banget untuk mengulangnya. Jadi keinget jaman kuliah, saat kami masih melakukan banyak kesenangan tanpa beban (kecuali saat deadline tugas dan masa ujian).
Hhh.... Andaikan saja adulthood tidak mensyaratkan (antara lain) kemampuan menunda keinginan dan kemampuan menentukan prioritas, mungkin gue akan berlama-lama di sana :))
ARMANI, I looooooooooooooove you girls!!! Thanks for being my 'backbone' and the most reliable devil's advocate!!! :)
11 December, 2006
Das Leben der Anderen vs Deja Vu
Akhirnya Jiffest datang lagi. Tahun ini gue tidak seberuntung tahun lalu, yang berhasil dapet tiket untuk opening dan closing screening nya. Berkat keleletan diri sendiri dalam membeli tiket dan kesimpangsiuran jadwal penjualan tiket dari panitia, gue gagal nonton Babel (opening) dan Blackbook (closing).
Anyway...kemaren gue nonton The Lives of Others. Film Jerman yang mengambil setting Jerman Timur 5 tahun sebelum runtuh dan bersatu dengan Jerman Barat. Terbantu oleh teks Inggris, gue berhasil mengapresiasi film ini. Agak-agak ada spot yang terlewat karena badan kelewat lelah setelah menghajar diri di gym selama setengah jam.
Kurang lebih ceritanya seperti ini (sumber: website jiffest):
Five years before its downfall, the former East-German government cemented its claim to power with a ruthless system of control and surveillance. Captain Gerd Wiesler is ordered to collect evidence against the playwright Georg Dreyman and his girlfriend, the celebrated theater actress Christa-Maria Sieland. But he doesn’t anticipate that he will soon immerse himself in the subjects on whom he spies. The duty becomes an obsession to Wiesler, an obsession that lead hims to a more dangerous consequence.
Yang menarik di film ini: seorang ahli spionase, interogator handal yang paling ditakutin sama murid-muridnya, bisa tergerak hatinya. Entah apa yang bikin dia segitu ngototnya ngelindungin orang yang dia mata-matai sendiri. Ending film ini juga manis. * AWAS, SPOILER ALERT* : Si penulis mempersembahkan sebuah buku untuk Wiesler. Ketika Wiesler membeli buku ini, dan si penjaga toko nanya mau dibungkus kado apa nggak, Wiesler menjawab: No, it’s for me
Film di atas gue tonton sehari setelah nonton Deja Vu, film Amerika yang diproduseri oleh Jerry Bruckheimer yang menceritakan agen ATF yang menyelidiki peristiwa peledakan sebuah kapal Ferry. Mirip film Timeline, di film ini dimunculkan sebuah teknologi untuk bisa melihat ke masa lalu (tepatnya empat setengah hari yang lalu), bahkan untuk ‘mengirim’ item tertentu ke periode tersebut (mulai dari surat sampe orang). Ide yang menarik… dan mungkin. Berhubung manusia di dunia ini udah gak ketulungan pinternya, bukan gak mungkin teknologi ini akan ada (atau mungkin jangan-jangan udah ada???). Yang mengganggu dan bikin drop adalah endingnya. *SPOILER ALERT LAGI* Amerika sekali…seorang jagoan, bagaimanapun caranya harus dan pasti akan selamat dari maut, dan tetap jadi pahlawan. Yang membedakan cuma materialnya aja…kalo dulu jagoan selalu berhasil selamat dari api (settingnya keluar dengan slow motion dari mobil atau gedung yang terbakar, dengan efek asap-asap gitu), maka sekarang si jagoan berhasil dianggap hidup setelah tenggelam (logikanya dimanaaaa???)
Itulah yang membuat gue menikmati film Amerika untuk hiburan, sementara gue CINTA sama film Eropa untuk ditonton berulang-ulang. Kenapa? Falsafah bittersweet dan bloody truth nya itu lhooo….!!!!
Anyway...kemaren gue nonton The Lives of Others. Film Jerman yang mengambil setting Jerman Timur 5 tahun sebelum runtuh dan bersatu dengan Jerman Barat. Terbantu oleh teks Inggris, gue berhasil mengapresiasi film ini. Agak-agak ada spot yang terlewat karena badan kelewat lelah setelah menghajar diri di gym selama setengah jam.
Kurang lebih ceritanya seperti ini (sumber: website jiffest):
Five years before its downfall, the former East-German government cemented its claim to power with a ruthless system of control and surveillance. Captain Gerd Wiesler is ordered to collect evidence against the playwright Georg Dreyman and his girlfriend, the celebrated theater actress Christa-Maria Sieland. But he doesn’t anticipate that he will soon immerse himself in the subjects on whom he spies. The duty becomes an obsession to Wiesler, an obsession that lead hims to a more dangerous consequence.
Yang menarik di film ini: seorang ahli spionase, interogator handal yang paling ditakutin sama murid-muridnya, bisa tergerak hatinya. Entah apa yang bikin dia segitu ngototnya ngelindungin orang yang dia mata-matai sendiri. Ending film ini juga manis. * AWAS, SPOILER ALERT* : Si penulis mempersembahkan sebuah buku untuk Wiesler. Ketika Wiesler membeli buku ini, dan si penjaga toko nanya mau dibungkus kado apa nggak, Wiesler menjawab: No, it’s for me
Film di atas gue tonton sehari setelah nonton Deja Vu, film Amerika yang diproduseri oleh Jerry Bruckheimer yang menceritakan agen ATF yang menyelidiki peristiwa peledakan sebuah kapal Ferry. Mirip film Timeline, di film ini dimunculkan sebuah teknologi untuk bisa melihat ke masa lalu (tepatnya empat setengah hari yang lalu), bahkan untuk ‘mengirim’ item tertentu ke periode tersebut (mulai dari surat sampe orang). Ide yang menarik… dan mungkin. Berhubung manusia di dunia ini udah gak ketulungan pinternya, bukan gak mungkin teknologi ini akan ada (atau mungkin jangan-jangan udah ada???). Yang mengganggu dan bikin drop adalah endingnya. *SPOILER ALERT LAGI* Amerika sekali…seorang jagoan, bagaimanapun caranya harus dan pasti akan selamat dari maut, dan tetap jadi pahlawan. Yang membedakan cuma materialnya aja…kalo dulu jagoan selalu berhasil selamat dari api (settingnya keluar dengan slow motion dari mobil atau gedung yang terbakar, dengan efek asap-asap gitu), maka sekarang si jagoan berhasil dianggap hidup setelah tenggelam (logikanya dimanaaaa???)
Itulah yang membuat gue menikmati film Amerika untuk hiburan, sementara gue CINTA sama film Eropa untuk ditonton berulang-ulang. Kenapa? Falsafah bittersweet dan bloody truth nya itu lhooo….!!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)